Sunday, October 23, 2011

Perkembangan Bayi 5 Bulan.....

Pada bayi berusia 5 bulan bayi akan memulai bereksperimen menggunakan lidah dan bibir mungilnya untuk menciptakan suara-suara yang lucu...... Seperti seorang bayi berusia 5 bulan bernama Candella....sebelumnya perkenalkanlah aQ Maria Gracia Candella Rofiliana Fernandez (cukup panjang yah namaku) tapi aku terkenal dengan panggilan Candella, Della, ato mata ikan ketombong, uupppsss,,,,satu lagiii,,,,"DellaDello"
beranjak usia 5 bulan ini, Della sudah mulai suka mengeluarkan suara2 lucu, seperti berteriak, mulai ekspresif terhadap sesuatu hal. Seperti sudah bisa cemberut, ato membuat mulut mencucu....:) 



Pada usia 5 bulan bayi sudah mulai mempelajari suara-suara yang ada disekitarnya. Dia sedang mempelajari suara-suara apa saja yang bisa dibuatnya dan ini sebenarnya merupakan awal dari kemampuan berbahasa. Jangan bosan ya kalau si kecil selau mengulang-ngulang suara atau bunyi yang sama…

Untuk sebagian besar bayi, pada masa ini pula mereka pertama kali mengeluarkan suara ketika tertawa! Cobalah memberikan tanggapan setiap kali bayi Anda tertawa atau bersuara dengan mulutnya. Dengan begini dia akan bersemangat untuk terus berusaha berkomunikasi dengan Anda. Bahkan jangan kaget kalau ternyata si kecil bisa mengeluarkan suara atau bunyi yang berbeda untuk memberitahu Anda bahwa dia lapar, lelah, atau sekedar ingin bermain.

Berkaitan dengan perkembangan fisiknya, banyak bayi pada tahap ini yang sangat menyukai untuk ditegakkan dalam posisi duduk. Untuk pertama kalinya, kemungkinan besar dia akan duduk dengan condong ke depan dan bertopang pada tangannya. Punggungnya pun akan terlihat melengkung. Untuk mengatasinya, Anda bisa menyandarkannya ke bantal, atau ke tubuh Anda. Jika Anda membiasakannya dalam posisi duduk, si kecil akan bertambah kuat dan stabil setiap harinya.

Pada tahap ini, Anda juga bisa mengenalkan gelas bermoncong (sippy cup) kepada bayi Anda. Pilihkan gelas yang memiliki 2 pegangan, untuk memudahkannya minum. Pada awalnya, tentu saja akan lebih banyak air minum yang tumpah daripada yang masuk ke mulutnya, tapi tidak mengapa… ini kan sebuah proses. Dia juga mungkin akan senang membanting dan memukul-mukulkan gelasnya ke lantai atau meja, karena menyukai bunyi yang ditimbulkannya. Kalau Della entah dari usia berapa bulan dia sudah bisa menggunakan tangannya untuk memegang gelas bermoncong...:) 

Sunday, October 16, 2011

Secuil Pernikahan Adat Jawa..(Part II)


BABAK IV (TAHAPAN RANGKAIAN UPACARA)
a. Pasang Tratag dan Tarub
Merupakan tanda resmi bahwa akan ada hajatan mantu pada masyarakat. Tarub berarti hiasan dari janur kuning atau daun kelapa muda yang disuwir-suwir (disobek-sobek) dan dipasang di sisi tratag serta ditempelkan pada pintu gerbang tempat resepsi agar terlihat meriah. Bila ingin dilengkapi, boleh dilanjutkan dengan uba rambe selamatan dengan sajian makanan nasi uduk, nasi asahan, nasi golong, kolak ketan, dan apem.
b. Kembar Mayang
Sering disebut Sekar Kalpataru Dewandaru, lambang kebahagiaan dan keselamatan. Benda ini biasa menghiasi panti/asasana wiwara yang digunakan dalam acara panebusing kembar mayang dan upacara panggih. Bila acara sudah selesai, kembar mayang akan dibuang di perempatan jalan, sungai, atau laut agar kedua mempelai selalu ingat asal muasalnya.
c. Pasang Tuwuhan (Pasren)
Tuwuhan atau tumbuh-tumbuhan yang melambangkan isi alam semesta dan memiliki makna tersendiri dalam budaya Jawa dipasang di pintu masuk tempat duduk pengantin atau tempat pernikahan.



d. Siraman
Upacara Siraman mengandung arti memandikan calon pengantin yang disertai dengan niat membersihkan diri agar menjadi bersih dan suci lahir dan batin. Tahapan-tahapannya antara lain; calon mempelai mohon doa restu kedua orangtuanya, lalu mereka (calon mempelai pria dan wanita) duduk di tikar pandan, kemudian disiram oleh pinisepuh, orangtua, dan orang lain yang ditunjuk. Terakhir, calon mempelai disiram air kendi oleh bapak ibunya sambil berkata"Niat Ingsun ora mecah kendi nanging mecah pamore anakku wadon" dan kendi kosongnya dipecahkan ke lantai.
e. Adol Dhawet (Jual dawet)
Usai siraman, dilakukan acara jual dawet. Penjualnya adalah ibu calon pengantin wanita yang dipayungi oleh ayah calon pengantin wanita. Pembelinya yaitu para tamu yang hadir, yang menggunakan pecahan genting sebagai uang.
f. Paes
Upacara menghilangkan rambut halus yang tumbuh di sekitar dahi agar tampak bersih dan wajahnya bercahaya, kemudian merias wajah calon pengantin. Paes sendiri menyimbolkan harapan kedudukan yang luhur diapit lambing bapak ibu dan keturunan.

g. Midodareni
Upacara Midodaren berarti menjadikan sang pengantin perempuan secantik Dewi Widodari. Orangtua pengantin perempuan akan memberinya makan untuk terakhir kalinya, karena mulai besok ia akan menjadi tanggung jawab sang suami.
h. Selametan
Berdoa bersama untuk memohon berkah keselamatan menyongsong pelaksanaan ijab kabul dan akad nikah.
i. Nyantri atau Nyatrik 
Upacara penyerahan dan penerimaan dengan ditandai datangnya calon pengantin pria berserta pengiringnya. Dalam acara ini calon pengantin pria mohon diijabkan. Atau kalau acara ijab diadakan besok, kesempatan ini dimanfaatkan sebagai pertemuan perkenalan dengan sanak saudara terdekat di tempat mempelai pria. Bila ada kakak perempuan yang dilangkahi, acara penting lainnya yaitu pemberian restu dan hadiah yang disesuaikan kemampuan mempelai dalamPlangkahan

Secuil Pernikahan Adat Jawa...(part I)

-pernikahan adat Jawa-

Terkadang kita melupakan aturan-aturan ataupun adat dan budaya kita dengan alasan terlalu ribet, dengan alasan tidak modern, dengan alasan mengeluarkan budget banyak untuk melakukannya.....

secuil tentang adat pernikahan Jawa......:)

Pernikahan adat Jawa Tengah dalam hal ini adat Jawa Solo yang terdiri dari 5 babak/tahapan dalam rentetan acara pernikahannya. Kelima tahapan itu antara lain, babak I (pembicaraan), babak II (tahap kesaksian), babak III (tahap siaga), babak IV (rangkaian upacara), babak V (puncak acara). Berikut adalah keterangan babak demi babak yang harus dilewati oleh pengantin dalam rangkaian pernikahan adat Jawa Solo.


BABAK I (PEMBICARAAN)
Tahapan ini intinya mencakup tahap pembicaraan pertama sampai tingkat melamar. 

a. Congkog
Seorang duta atau utusan ditugaskan untuk mencari informasi dan menanyakan tentang kondisi dan situasi keluarga besan yang putrinya akan dilamar. Tugas duta yang utama ialah menanyakan status calon mempelai perempuan, masih sendiri atau sudah ada pihak yang mengikat. 

b. Salar
Jawaban pada acara Congkog akan ditanyakan pada acara salar yang dilaksanakan oleh duta, baik oleh duta yang pertama atau orang lain. 
c. Nontoni
Setelah lampu hijau diberikan oleh calon besan kepada calon mempelai pria, maka orang tua, keluarga besar beserta calon mempelai pria datang berkunjung ke rumah calon mempelai wanita untuk saling "dipertontonkan". Dalam kesempatan ini orang tua dapat membaca kepribadian, bentuk fisik, raut muka, gerak-gerik dan hal lainnya dari si calon menantu.
d. Nglamar
Utusan dari orangtua calon mempelai pria datang melamar pada hari yang telah ditetapkan. Biasanya sekaligus menentukan waktu hari pernikahan dan kapan dilakukan rangkaian upacara pernikahan.

BABAK II (TAHAP KESAKSIAN)

Setelah melalui tahapan pembicaraan, dilaksanakanlah peneguhan pembicaraan yang disaksikan pihak ketiga, seperti kerabat, tetangga, atau sesepuh (orang yang dituakan)



a. Srah-srahan 
Penyerahan seperangkat perlengkapan sarana untuk melancarkan pelaksanaan acara hingga acara selesai dengan barang-barang yang masing-masing mempunyai arti dan makna mendalam di luar dari materinya sendiri, yaitu berupa cincin, seperangkat busana wanita, perhiasan, makanan tradisional, buah-buahan, daun sirih, dan uang.
b. Peningsetan 
Lambang kuatnya ikatan pembicaraan untuk mewujudkan dua kesatuan ditandai dengan tukar cincin oleh kedua calon mempelai.
c. Asok Tukon
Penyerahan dana berupa sejumlah uang untuk membantu meringankan keluarga pengantin wanita.
d. Paseksen

Yaitu proses permohonan doa restu dan yang menjadi saksi acara ini adalah mereka yang hadir. Selain itu, juga ada pihak yang ditunjuk menjadi saksi secara khusus yang mendapat ucapan terima kasih yang dinamakan Tembaga Miring (berupa uang dari pihak calon besan).

e. Gethok Dina
Penentuan hari ijab kabul dan resepsi. Biasanya melibatkan seseorang yang ahli dalam memperhitungkan hari, tanggal, dan bulan yang baik atau kesepakatan dari kedua belah pihak saja.

BABAK III (TAHAP SIAGA)

Pembentukan panitia dan pelaksana kegiatan yang melibatkan para sesepuh atau sanak saudara

a. Sedhahan
Mencakup pembuatan hingga pembagian surat undangan.
b. Kumbakarnan
Pertemuan untuk membentuk panitia hajatan dengan mengundang sanak saudara, keluarga, tetangga, dan kenalan. Termasuk membicarakan rincian program kerja untuk panitia dan para pelaksana.
c. Jenggolan atau Jonggolan
Calon mempelai melapor ke KUA. Tata cara ini sering disebut tandhakanatau tandhan, artinya memberitahukan dan melaporkan pada pihak kantor pencatatan sipil bahwa akan ada hajatan pernikahan yang dilanjutkan dengan pembekalan pernikahan.

Friday, October 14, 2011

Secoel cerita ttg SKRIPSI.........



Skripsi itu semacam hutang yang harus dibayar, tapi tanpa adanya rentenir yang siap menagih setiap bulannya.

Tapi berbeda dengan perjalanan skripsiku, kami terpatok dengan jadwal dan rencana studi yang sudah terpapar dengan sangat rinci, bahwa kami harus menyelesaikan skripsi dimulai pada semester 5 untuk penentuan judul dan seminar proposal dan penelitian disemester 6 atau 7, tapi yang paling memungkinkan adalah saat jeda antara semester 5 ke semester 6. Di semester 5 tugas semakin menumpuk, keakraban juga semakin terjalin. Dan semua itu berlanjut hingga saat ini saat semua dari angkatan kami berusaha bersama lulus bersama.

Terkadang aku bersyukur kuliah dengan target yang jelas untuk menyelesaikan studi yang sudah terprogramkan dengan baik. Seperti merasa berhutang dan setiap saat rentenir siap datang untuk menagih angsuran yang harus kita bayarkan tepat waktu. Itulah skripsi….. Membuat targetan dan perjanjian di awal penulisan itu sangat penting. Karena dengan membuat target kita tau seberapa banyak progress yang sudah kita lewati. Selain itu, memiliki rasa berhutang terhadap diri sendiri dan waktu, karena semakin menunda…Sesal itu akan segera muncul, dan itu akan menghambat proses penulisan skripsi.

Seperti kutipan dari Bapak Rektor Paramadina, Anies Baswedan ‘menunda-nunda pengerjaan skripsi adalah akumulasi dari rasa sesal, akhirnya skripsi itu tetap juga harus kita kerjakan.”

Itu yang saya takutkan dalam menunda-nunda pengerjaan skripsi. Motivasi terbesar saya saat itu adalah lulus tepat waktu. Mengikuti target lulus bersama teman-teman seangkatan. Berusaha bersama-sama teman2 seangkatan, dan motovasi terbesar adalah saya harus membuktikan pada orang tua bahwa ini adalah hasil kerja mandiri saya selama 4 tahun. Saya tidak boleh membuang kesempatan yang sudah dipercayakan untuk lulus. Selain itu, semakin lama saya lulus. Maka akan semakin besar juga pengeluaran yang dikeluarkan oleh orang tua saya untuk pendidikan S1 saya. Setiap orng memiliki cara tersendiri untuk memotivasi dirinya untuk mencapai tujuan. So, tetapkan apa motivasii terbesarmu untuk mulai menulis. Entah itu motivasi terbodoh sekalipun, seperti kamu harus lulus tahun ini karena kamu ingin mengikuti roadshow Suju ke seluruh korea atau apapun. Kamu harus selesai skripsi karena lamaran menikah sudah banyak yg dtg, dan ppacarmu ngebet untuk menikah. Apapuuun itu, dan mari meluruskan niat sebelum memulai menulis skripsi…..:)

Saat menulis skripsipun kehadiran teman-teman juga sangat menentukan, saat aku memulai menulis skripsi. Memulai menentukan judul dan membuat proposal, aku sungguh bersyukur memiliki sodara-sodara terbaik yang membantu dalam penulisan skripsi. Bagaimana mereka menyemangati dalam proses menulis dan mencari referensi, bagaimana mereka mau mendengarkan saat jenuh melanda. Teman sangat diperlukan dalam melewati proses ini, maka jangan sungkan untuk membentuk grup belajar dalam proses menuliskan skripsi. Karena dengan banyak berdiskusi, maka semakin banyak juga kita memperlajari sesuatu. Kita juga dapat memperoleh referensi dari teman-teman yang mungkin lebih ahli dari kita. Oleh karena itu, aku memilih penelitian yang melibatkan banyak orang. Karena saat yang satu lemah dan jenuh, masih ada orang lain yang mau menopang dan memberikan semangatnya untuk maju. Selain itu, dukungan orang terdekat seperti pacar, gebetan, ataupun TTMan kadang juga diperlukan. Orang-orang yang sedang menyelesaikan tugas akhirnya adalah orang-orang yang bebas namun otaknya semacam terpenjara dan merana. Butuh orang-orang yang mau membantunya untuk membebaskan rasa terpenjara tersebut. Walau kadang kita tak mengerti apa yang di”tulis” oleh mereka dalam skripsi tersebut. Namun, membantu untuk mendengarkan keluh kesah n menjadi penyemangat dari terkungkungnya pikiran mereka sudah cukup membantu.

Skripsi itu sebuah proses yang memang harus dilewati oleh mahasiswa manapun. Sebuah proses yang memang paling ditakuti, dilupakan, dianggap sebuah proses yang menyiksa mungkin, tapi yang terpenting skripsi itu, adalah proses mengalahkan diri sendiri. Sebuah proses mengalahkan ego untuk malas, mengalahkan ego untuk menunda-nunda. Sebuah proses untuk menentukan target dan menjadi org yang disiplin. Itu yang aku rasakan dari menjalankan skripsi. Selain itu, skripsi proses untuk menjadi sabar, mengalah, menjadi org yang melankolis. Kadang kita menangis disaat-saat tak tepat karena sudah merasaka kalah, kadang kita bahagia setelah mendapat acc dosen. Skripsi itu indah, prosesnya itu yang indah. Mengalah juga perlu saat bertemu dosen, kadang kita merasa terlalu idealis, terlalu mengerti sesuatu yang kita hadapi. Tapi mengalah itu perlu untuk beberapa tipe dosen yang tak mau kalah. Untuk dosen yang baik, bersyukurlah, karena sebuah berkah yang tak semua org mendapatkan hal tersebut.

SO, don’t be scare with SKRIPSI….:)


Skripsi bukan sekedar riset; skripsi adalah simulasi cara berkarya dan berkerja setelah lulus kuliah (Baswedan, 2011)